BaliBlogger

KATARAK


Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruh an yang terjadi pada lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata dapat bervariasi.

Katarak merupakan penyakit mata yang dicirikan dengan adanya kabut pada lensa mata. Lensa mata normal transparan dan mengandung banyak air, sehingga cahaya dapat menembusnya dengan mudah. Walaupun sel-sel baru pada lensa akan selalu terbentuk, banyak faktor yang dapat menyebabkan daerah di dalam lensa menjadi buram, keras, dan pejal. Lensa yang tidak bening tersebut tidak akan bisa meneruskan cahaya ke retina untuk diproses dan dikirim melalui saraf optik ke otak.

Penyakit katarak banyak terjadi di negara-negara tropis seperti Indonesia. Hal ini berkaitan dengan faktor penyebab katarak, yakni sinar ultraviolet yang berasal dari sinar matahari. Penyebab lainnya adalah kekurangan gizi yang dapat mempercepat proses berkembangnya penyakit katarak.

PENYEBAB


Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.
Penyebab katarak lainnya meliputi :
  1. Faktor keturunan.
  2. Cacat bawaan sejak lahir.
  3. Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
  4. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.
  5. gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)
  6. gangguan pertumbuhan,
  7. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.
  8. Rokok dan Alkohol
  9. Operasi mata sebelumnya.
  10. Trauma (kecelakaan) pada mata.
  11. Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Katarak kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 90% orang berusia di atas 65 tahun menderita katarak. Sekitar 550% orang berusia 75— 85 tahun daya penglihatannya berkurang akibat katarak. Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia.

Sayangnya, Seorang penderita katarak mungkin tidak menyadari telah mengalami gangguan katarak. Katarak terjadi secara perlahan-perlahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur. karena umumnya katarak tumbuh sangat lambat dan tidak mempengaruhi daya penglihatan sejak awal. Daya penglihatan baru terpengaruh setelah katarak berkembang sekitar 3—5 tahun. Karena itu, pasien katarak biasanya menyadari penyakitnya setelah memasuki stadium kritis.

Pada awal serangan, penderita katarak merasa gatal-gatal pada mata, air matanya mudah keluar, pada malam hari penglihatan terganggu, dan tidak bisa menahan silau sinar matahari atau sinar lampu. Selanjutnya penderita akan melihat selaput seperti awan di depan penglihatannya. Awan yang menutupi lensa mata tersebut akhirnya semakin merapat dan menutup seluruh bagian mata. Bila sudah sampai tahap ini, penderita akan kehilangan peng­lihatannya. 

Secara umum terdapat 4 jenis katarak seperti berikut.

1. Congenital, merupakan katarak yang terjadi sejak bayi lahir dan berkembang pada tahun pertama dalam hidupnya. Jenis katarak ini sangat jarang terjadi.
2. Traumatik, merupakan katarak yang terjadi karena kecelakaan pada mata.
3. Sekunder, katarak yang disebabkan oleh konsumsi obat seperti prednisone dan kortikosteroid, serta penderita diabetes. Katarak diderita 10 kali lebih umum oleh penderita diabetes daripada oleh populasi secara umum.
4. Katarak yang berkaitan dengan usia, merupakan jenis katarak yang paling umum. Berdasarkan lokasinya, terdapat 3 jenis katarak ini, yakni nuclear sclerosis, cortical, dan posterior subcapsular. Nuclear sclerosis merupakan perubahan lensa secara perlahan sehingga menjadi keras dan berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada pandangan dekat (pandangan baca), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik. Penderita juga mengalami kesulitan membedakan warna, terutama warna birru. Katarak jenis cortical terjadi bila serat-serat lensa menjadi keruh, dapat menyebabkan silau terutama bila menyetir pada malam hari. Posterior subcapsular merupakan terjadinya kekeruhan di sisi belakang lensa. Katarak ini menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang, serta pandangan baca menurun.

 GEJALA

Biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam pengelihatan secara progresif (seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menja di negatif (-).

Bila Katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan komplikasi berupa Glaukoma dan Uveitis.Gejala umum gangguan katarak meliputi :
a.       Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
b.      Peka terhadap sinar atau cahaya.
c.       Dapat melihat dobel pada satu mata.
d.      Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
e.       Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.


Keluhan atau gejala katarak disebabkan oleh proses kekeruhan yang terjadi pada lensa mata. Proses ini tidak terjadi dalam waktu singkat, sehingga gejalanya tidak muncul secara mendadak. Katarak terdiri dari 4 stadium, yaitu : stadium awal (insipien), stadium imatur, stadium matur, dan stadium hipermatur. Pada stadium awal (katarak insipien) kekeruhan lensa mata masih sangat minimal, bahkan tidak terlihat tanpa menggunakan alat periksa. Pada saat ini seringkali penderitanya tidak merasakan keluhan atau gangguan pada penglihatannya, sehingga cenderung diabaikan. Pada stadium selanjutnya proses kekeruhan lensa terus berlangsung dan bertambah, sehingga keluhan yang sering disampaikan oleh penderita katarak pada saat ini adalah kesulitan saat membaca, penglihatan menjadi kabur, dan kesulitan melakukan aktifitas sehari-hari. Selain keluhan tesebut ada beberapa gejala yang dialami oleh penderita katarak, seperti : 1
  • Penglihatan berkabut atau justru terlalu silau saat melihat cahaya.
  • Warna terlihat pudar.
  • Sulit melihat saat malam hari.
  • Penglihatan ganda saat melihat satu benda dengan satu mata. Gejala ini terjadi saat katarak bertambah luas.
·         Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
·         Peka terhadap sinar atau cahaya.
·         Dapat melihat dobel pada satu mata.
·         Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
·         Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda. Penyebab katarak lainnya meliputi :
·         Faktor keturunan.
·         Cacat bawaan sejak lahir.
·         Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
·         Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.
·         Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.
·         Operasi mata sebelumnya.
·         Trauma (kecelakaan) pada mata. 

PENGOBATAN

Satu-satunya adalah dengan cara pembedahan ,yaitu lensa yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.

Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperi glaukoma dan uveitis.

Tekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, dimana isi lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. Namun dengan tekhnik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder. Dengan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak sekunder karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang matur dan zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang dari 40 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki zonula zinn. Dapat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi yaitu fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan insisi kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan pasien meningkat.

PENCEGAH KATARAK

Sebuah studi baru tentang nutrisi dan kesehatan mata menemukan, antioksidan  lutein, zeaxantin, dan vitamin E dapat membantu mencegah katarak. Studi dilakukan terhadap lebih dari 35.000 perempuan Amerika usia setengah baya dan  dipantau selama 10 tahun. Di awal studi partisipan disuruh mengisi survei  tentang susunan makanan dan suplemen makanan yang mereka gunakan. Di akhir  studi terdapat 2031 kasus baru katarak.  Hasil temuan utama studi adalah, perempuan yang mendapatkan lebih banyak  lutein, zeanxanthin, dan vitamin E berkemungkinan lebih kecil mengembangkan  katarak dibanding perempuan yang tidak mengkonsumsi nutrien ini.

Makanan yang kaya lutein dan zeanxanthien antara lain sayuran daun hijau
 seperti bayam, kale collard dan mustard green, labu kuning, pea hijau, brokoli  dan jagung. Makanan yang kaya vitamin E antara lain minyak sayuran, almond,  biji bunga matahari, sayuran daun hijau, dan serealia yang difortifikasi.  Perempuan yang mendapatkan paling banyak lutein, zeanxanthien dari  makanan dan vitamin E dari makanan dan suplemen, kasus katarak 18% lebih rendah  dibanding yang tidak mendapatkan nutrien ini

agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vit.C ,vit.A dan vit E

0 komentar:

Posting Komentar