CARA KLASIK MENGOBATI BATUK
Sering kali kalau kita mengalami batuk, pastinya
kita pergi membeli obat ke apotik, kios-kios ataupun ke toko-toko obat. Yang harus
kita ketahui adalah bahwa cara alami lebih ampuh dalam mengatasi batuk adalah
dengan meraciknya sendiri di rumah, ini tidak memerlukan keahlian khusus.
Batuk biasa.
Siapkan kencur 3 jari dan garam sedikit. Caranya kencur
diparut ditambah setengah cangkir air, peras lalu saring dan minum dua kali
sehari dalam satu ramuan.
Batuk Pilek.
Siapkan jeruk nipis satu buah, minyak kayu putih
secukupnya, dan kapur sirih secukupnya. Caranya jeruk nipis dipotong dan
diperas airnya kedalam cawan, tambah minyak kayu putih dan kapur sirih, diaduk
hingga seperti bubur dan dilumurkan ke leher, dada dan punggung.
Batuk Asma.
Siapkan daun randu 7 helai, pegagang satu genggam,
gula batu secukupnya dan air matang satu cangkir. Caranya daun randu dan
pegagang dicuci, ditumbuk dengan air matang sedikit, setelah halus tambah air
sisanya dan saring, tambah gula batu dan diaduk hingga larut. Minum satu kali
sehari sampai sembuh. Pemeliharaan seminggu sekali satu ramuan.
Mudah sekali bukan. Hanya dengan meracik sendiri
kita sudah bisa mengobati diri kita sendiri.
Thanks.
ANTHOLOGI ANEMIA
Menurut definisi,anemia adalah pengurangan
jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume pada sel darah merah
(hematokrit) per 100 ml darah. Dengan demikian, anemia bukan suatu diagnosis
melainkan pencerminan dari dasar perubahan patofisiologis, yang diuraikan oleh
anamnesa dan pemikiran fisik yang teliti, serta asi didukung oleh pemeriksaan
laboratorium.
Karena jumlah efektif sel darah merah berkurang,
maka lebih sedikit O2 yang dikirimkan ke
jaringan. Kehilangan darah yang mendadak (30% atau lebih), seperti pada
perdarahan, menimbulkan simtomatoogi sekunder hipovolemia dan hipoksemia. Namun
pengurangan hebat massa sel darah merah dalam waktu beberapa bulan (walaupun
pengurangannya 50%) memungkinkan mekanisme kompensasi tubuh untuk menyesuaikan
diri, dan biasanya penderita asimtomatik, kecuali pada kerja jasmani berat.
Pada klasifikasi anemia menurut morfologi, mikro
dan makro menunjukkan ukuran sel darah merah sedangkan kromik menunjukkan
warnanya. Sudah dikenal tiga klasifikasi besar.
Yang
pertama adalah anemia normositik normokrom. Dimana ukuran dan bentuk sel-sel
darah merah normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal tetapi
individu menderita anemia. Penyebab anemia jenis ini adalah kehilangan darah
akut, hemolisis, penyakit kronik termasuk infeksi, gangguan endokrin, gangguan
ginjal, kegagalan sumsum, dan penyakit-penyakit infiltratif metastatik pada
sumsum tulang.
Kategori besar yang kedua adalah anemia makrositik
normokrom. Makrositik berarti ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari
normal tetapi normokrom karena konsentrasi hemoglobinnya normal. Hal ini
diakibatkan oleh gangguan atau terhentinya sintesis asam nukleat DNA seperti
yang ditemukan pada defisiensi B12 dan atau asam folat. Ini dapat juga terjadi
pada kemoterapi kanker, sebab agen-agen yang digunakan mengganggu metabolisme
sel.
Kategori anemia ke tiga adalah anemia mikrositik hipokrom.
Mikrositik berarti kecil, hipokrom berarti mengandung hemoglobin dalam jumlah yang
kurang dari normal. Hal ini umumnya menggambarkan insufisiensi sintesis hem
(besi), seperti pada anemia defisiensi besi, keadaan sideroblastik dan
kehilangan
darah kronik, atau gangguan sintesis globin,
seperti pada talasemia (penyakit hemoglobin abnormal kongenital).
SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Sistem
pencernaan manusia terdiri atas saluran dan kelenjar pencernaan. Saluran
pencernaan merupakan saluran yang dilalui bahan makanan. Kelenjar pencernaan
adalah bagian yang mengeluarkan enzim untuk membantu mencerna makanan. Saluran
pencernaan antara lain sebagai berikut.
Mulut
Di dalam rongga
mulut, terdapat gigi, lidah, dan kelenjar air liur (saliva). Gigi
terbentuk dari tulang gigi yang disebut dentin. Struktur gigi terdiri
atas mahkota gigi yang terletak diatas gusi, leher yang dikelilingi oleh
gusi, dan akar gigi yang tertanam dalam kekuatan-kekuatan rahang. Mahkota gigi
dilapisi email yang berwarna putih. Kalsium, fluoride, dan fosfat merupakan
bagian penyusun email. Untuk perkembangan dan pemeliharaan gigi yang bai,
zat-zat tersebut harus ada di dalam makanan dalam jumlah yang cukup. Akar
dilapisi semen yang melekatkan akar pada gusi. Ada tiga macam gigi manusia, yaitu gigi seri
(insisor) yang berguna untuk memotong makanan, gigi taring (caninus)
untuk mengoyak makanan, dan gigi geraham (molar) untuk mengunyah
makanan. Dan terdapat pula tiga buahkelenjar saliva pada mulut, yaitu kelenjar
parotis, sublingualis, dan submandibularis. Kelenjar saliva mengeluarkan air
liur yang mengandung enzim ptialin atau amilase, berguna untuk
mengubah amilum menjadi maltosa. Pencernaan yang dibantu oleh enzim disebut pencernaan
kimiawi. Di dalam rongga mulut, lidah menempatkan makanan di antara gigi
sehingga mudah dikunyah dan bercampur dengan air liur. Makanan ini kemudian
dibentuk menjadi lembek dan bulat yang disebut bolus. Kemudian bolus
dengan bantuan lidah, didorong menuju faring.
Faring dan
esofagus
Setelah melalui
rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus akan masuk kedalam tekak )faring). Faring
adalah saluran yang memanjang dari bagian belakang rongga mulut sampai ke
permukaan kerongkongan (esophagus). Pada pangkal faring terdapat katup
pernapasan yang disebut epiglottis. Epiglotis berfungsi untuk menutup
ujung saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak masuk ke saluran
pernapasan. Setelah melalui faring, bolus menuju ke esophagus; suatu
organ berbentuk tabung lurus, berotot lurik, dan berdidnding tebal. Otot
kerongkongan berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan meremas yang mendorong
bolus ke dalam lambung. Gerakan otot kerongkongan ini disebut gerakan
peristaltik.
Lambung
Otot lambung
berkontraksi mengaduk-aduk bolus, memecahnya secara mekanis, dan mencampurnya
dengan getah lambung. Getah lambung mengandung HCl, enzim pepsin, dan renin.
HCl berfungsi untuk membunuh kuman-kuman yang masuk berasama bolus akan
mengaktifkan enzim pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi
peptone. Renin berfungsi untuk menggumpalkan protein susu. Setelah melalui
pencernaan kimiawi di dalam lambung, bolus menjadi bahan kekuningan yang
disebut kimus (bubur usus). Kimus akan masuk sedikit demi sedikit ke
dalam usus halus.
Usus halus
Usus halus
memiliki tiga bagian yaitu, usus dua belas jari (duodenum), usus tengah (jejunum),
dan usus penyerapan (ileum). Suatu lubang pada dinding duodenum menghubungkan
usus 12 jari dengan saluran getah pancreas dan saluran empedu. Pankreas
menghasilkan enzim tripsin, amilase, dan lipase yang disalurkan menuju
duodenum. Tripsin berfungsi merombak protein menjadi asam amino. Amilase
mengubah amilum menjadi maltosa. Lipase mengubah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol. Getah empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam
kantung empedu. Getah empedu disalurkan ke duodenum. Getah empedu berfungsi
untuk menguraikan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya pencernaan
makanan dilanjutkan di jejunum. Pada bagian ini terjadi pencernaan terakhir
sebelum zat-zat makanan diserap. Zat-zat makanan setelah melalui jejunum
menjadi bentuk yang siap diserap. Penyerapan zat-zat makanan terjadi di ileum.
Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam amino, dan mineral setelah diserap
oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh
tubuh. Asam lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam lemak setelah diserap
oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh getah bening dan akhirnya masuk
ke dalam pembuluh darah.
Usus besar
Bahan makanan
yang sudah melalui usus halus akhirnya masuk ke dalam usus besar. Usus besar
terdiri atas usus buntu (appendiks), bagian yang menaik (ascending
colon), bagian yang mendatar (transverse colon), bagian yang menurun
(descending colon), dan berakhir pada anus. Bahan makanan yang sampai
pada usus besar dapat dikatakan sebagai bahan sisa. Sisa tersebut terdiri atas
sejumlah besar air dan bahan makanan yang tidak dpat tercerna, misalnya
selulosa.
Usus besar
berfungsi mengatur kadar air pada sisa makanan. Bil kadar iar pada sisa makanan
terlalu banyak, maka dinding usus besar akan menyerap kelebihan air tersebut.
Sebaliknya bila sisa makanan kekurangan air, maka dinding usus besar akan
mengeluarkan air dan mengirimnya ke sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat
banyak sekali mikroorganisme yang membantu membusukkan sisa-sisa makanan
tersebut. Sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang
berbau disebut tinja (feses) dan dikeluarkan melalui anus.
DIARE PADA ANAK
Diare
atau gastroenteritis (GE) adalah suatu infeksi usus yang menyebabkan keadaan
feses bayi encer dan/atau berair, dengan frekuensi lebih dari 3 kali perhari,
dan kadang disertai muntah. Muntah dapat berlangsung singkat, namundiare bisa
berlanjut sampai sepuluh hari.Pada banyak kasus, pengobatan tidak diperlukan.
Bayi usia sampai enam bulan dengan diare dapat terlihat sangat sakit, akibat
terlalu banyak cairan yang dikeluarkannya.
Diare
menyebabkan kehilangan garam (natrium) dan air secara cepat, yang sangat
penting untuk hidup. Jika air dan garam tidak digantikan cepat, tubuh akan
mengalami dehidrasi. Kematian terjadi jika kehilangan sampai 10% cairan tubuh.
Diare berat dapat menyebabkan kematian.
Anak dengan diare ringan dapat dirawat di rumah.
Penatalaksanaan yang utama adalah menjaga agar asupan cairannya tercukupi,
yaitu dengan memastikan anaktetap minum. Cairan ini dibutuhkan untuk
menggantikan cairan yang hilang lewat muntah ataupun diare. Cairan sangat
penting untuk diberikan, bahkan bila diare bertambah buruk.
Jangan berikan obat yang dapat mengurangi muntah atau
diare. Obat-obatan itu tidak berguna dan berbahaya.
Berikan sedikit cairan namun sering. Berikan cairan
semulut penuh setiap 15 menit sekali, hal ini baik diberikan untuk anak anda
yang sering muntah.
Anak dengan diare harus terus minum CRO atau
clear fluid. CRO yang kita kenal bisanya oralit (dalam bentuk kantung sachet
dengan atau tanpa rasa tambahan) atau CRO khusus anak (yang tersedia dalam kemasan
botol plastik dengan aneka rasa). Cairan tersebut dapat dibeli di apotek atau
toko obat, tapi bila tidak tersedia dapat diberikan CRO lain seperti yang
disebutkan di bawah ini. Untuk bayi hingga usia sembilan bulan, pembuatan CRO
harus menggunakan air mendidih yang telah didinginkan.
Anak awalnya akan menolak bila diberi makan. Hal ini
bukan masalah selama CRO tetap diberikan. Anak dapat diberikan makanan apa saja
yang mereka suka, dan berikan setiap kali mereka ingin makan, dan jenis makanan
tidak dibatasi. Anak tidak boleh berhenti makan lebih dari 24 jam.
BAHAYA NARKOBA
Pada
dasarnya akibat penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi akibat fisik dan
psikis. Akibat yang terjadi tentu tergantung kepada jenis narkoba yang
digunakan, cara penggunaan, dan lama penggunaan.
Beberapa akibat fisik ialah kerusakan otak,
gangguan hati, ginjal, paru-paru, dan penularan HIV/AIDS melalui penggunaan
jarum suntik bergantian. Sebagai contoh, sekitar 70 persen pengguna narkoba
suntikan di Cina tertular HIV/ AIDS. Di Indonesia, sejak beberapa tahun
terakhir ini jumlah kasus HIV/AIDS yang tertular melalui penggunaan jarum
suntik di kalangan pengguna narkotik tampak meningkat tajam. Akibat lain juga
timbul sebagai komplikasi cara penggunaan narkoba melalui suntikan, misalnya
infeksi pembuluh darah dan penyumbatan pembuluh darah.
Di samping akibat tersebut di atas, terjadi juga
pengaruh terhadap irama hidup yang menjadi kacau seperti tidur, makan, minum,
mandi, dan kebersihan lainnya. Lebih lanjut, kekacauan irama hidup memudahkan
timbulnya berbagai penyakit.
Akibat psikis yang mungkin terjadi ialah sikap
yang apatis, euforia, emosi labil, depresi, kecurigaan yang tanpa dasar,
kehilangan kontrol perilaku, sampai mengalami sakit jiwa.
Akibat fisik dan psikis tersebut dapat menimbulkan akibat lebih jauh yang mungkin mengganggu hubungan sosial dengan orang lain. Bahkan acapkali pula merugikan orang lain. Sebagai contoh, perkelahian dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena pelaku tidak berada dalam keadaan normal, baik fisik maupun psikis.
Penggunaan narkoba dapat menimbulkan
ketergantungan. Ketergantungan terhadap narkoba ternyata tidak mudah diatasi.
Meski cukup banyak remaja yang berjuang untuk keluar dari ketergantungan
narkoba, acap kali mereka jatuh kembali. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah
meluncurkan program substitusi obat dengan menggunakan metadon. Diharapkan
dengan pemberian metadon ini penggunaan narkoba suntikan dapat dikurangi atau
dihentikan. Penggunaan narkoba suntikan amat berisiko menularkan penyakit
Hepatitis C dan HIV.
Penelitian di RS Cipto Mangunkusumo mendapatkan
angka kekerapan Hepatitis C di kalangan pengguna narkoba suntikan mencapai 77
persen. Sedangkan kekerapan HIV pada pengguna narkoba suntikan di Indonesia
berkisar antara 60 persen sampai 90 persen.
Setelah beban fisik pengguna narkoba suntikan dapat
diatasi, maka masih ada beban psikologis dan sosial. Beban psikologis dan
sosial ini kadang-kadang amat berat sehingga dapat menyebabkan remaja kambuh
kembali menggunakan narkoba suntikan. Oleh karena itu, perlu diwujudkan
lingkungan yang mendukung. Di Indonesia lingkungan yang paling penting adalah
keluarga. Kesediaan keluarga untuk menerima remaja yang pernah menggunakan
narkoba suntikan di tengah keluarga merupakan dukungan yang amat berharga.
Sebagian remaja dapat meneruskan pendidikannya dan memperoleh pekerjaan. Namun,
sebagian lagi tak mungkin meneruskan sekolah dan harus menghadapi kenyataan
bahwa mereka harus berjuang untuk hidup dengan bekal pendidikan yang terbatas.
Hendaknya kita dapat meningkatkan berbagai
potensi yang ada di tengah masyarakat. Kita perlu bergandeng tangan untuk
mencegah remaja menggunakan narkoba.
Adapun bagi remaja yang telah menggunakan
diperlukan layanan yang terpadu untuk membawa mereka kembali ke tengah
masyarakat. Layanan tersebut rumit dan memerlukan upaya jangka panjang, tetapi
semua upaya itu patut kita kerjakan karena sebagian masa depan Indonesia ada
di tangan mereka mereka.
MENGENAL SINDROME TURNER
Sindrom Turner Sejarah
Sindrom ini dinamai
Henry Turner, seorang endokrinologi Oklahoma, yang digambarkan pada tahun 1938.
Di Eropa, ini sering disebut sindrom Turner Ullrich-atau bahkan-Ullrich-Turner
sindrom Bonnevie mengakui bahwa kasus-kasus sebelumnya juga telah dijelaskan
oleh dokter Eropa.
Laporan pertama yang
diterbitkan atas seorang wanita dengan 45, kariotipe X pada tahun 1959 oleh Dr
Charles Ford dan rekan di Harwell dan Guy's Hospital di London. Ini ditemukan
di seorang gadis 14 tahun dengan tanda-tanda sindrom Turner.
Sindrom Turner-Turner
atau syndrome Ullrich (juga dikenal sebagai "disgenesis gonad")
meliputi beberapa kondisi, yang monosomi X (tidak adanya kromosom seks seluruh)
adalah yang paling umum. Ini adalah kelainan kromosom di mana semua atau bagian
dari salah satu kromosom seks tidak ada (manusia tidak terpengaruh memiliki 46
kromosom, dimana 2 diantaranya merupakan kromosom seks). Khas perempuan
memiliki 2 kromosom X, tetapi dalam sindrom Turner, salah satu kromosom seks
yang hilang atau memiliki kelainan lainnya. Dalam beberapa kasus, kromosom
hilang hadir dalam beberapa sel tetapi tidak yang lain, suatu kondisi yang
disebut sebagai mosaicism atau 'Turner mosaicism'.
Terjadi pada 1 dari
setiap 2500 anak perempuan, sindrom memanifestasikan dirinya dalam beberapa
cara. Ada kelainan fisik karakteristik, seperti perawakan pendek, pembengkakan,
dada lebar, garis rambut rendah, telinga rendah-set, dan leher berselaput.
Girls dengan sindrom Turner biasanya mengalami disfungsi gonad (ovarium tidak
bekerja), yang mengakibatkan amenore (tidak adanya siklus menstruasi) dan
kemandulan. masalah kesehatan Concurrent juga sering hadir, termasuk penyakit
jantung bawaan, hipotiroidisme (sekresi hormon tiroid berkurang), diabetes,
masalah penglihatan, pendengaran keprihatinan, dan banyak penyakit autoimun
lainnya. Akhirnya, pola tertentu defisit kognitif sering diamati, dengan
kesulitan terutama di wilayah visuospatial, matematika, dan memori.
Sementara sebagian
besar temuan fisik dalam sindrom Turner tidak berbahaya, akan ada masalah medis
signifikan yang terkait dengan sindrom.
Kardiovaskular
Harga et al. (1986
studi 156 pasien wanita dengan sindrom Turner) menunjukkan jumlah signifikan
lebih besar dari kematian akibat penyakit pada sistem peredaran darah dari yang
diharapkan, setengah dari mereka karena penyakit jantung bawaan
coarctation-kebanyakan preductal dari aorta. Ketika pasien dengan penyakit
jantung bawaan dihilangkan dari sampel penelitian, angka kematian dari gangguan
peredaran darah tidak meningkat secara signifikan.
malformasi
kardiovaskular menjadi keprihatinan yang serius karena merupakan penyebab
paling umum kematian pada orang dewasa dengan sindrom Turner. Dibutuhkan bagian
penting dalam peningkatan 3 kali lipat dalam keseluruhan mortalitas dan harapan
hidup berkurang (sampai 13 tahun) yang berhubungan dengan sindrom Turner.
Sementara sebagian
besar temuan fisik dalam sindrom Turner tidak berbahaya, akan ada masalah medis
signifikan yang terkait dengan sindrom.
Reproduksi
Perempuan dengan
sindrom Turner hampir secara universal subur. Sementara beberapa wanita dengan
sindrom Turner telah berhasil menjadi hamil dan membawa kehamilan mereka untuk
istilah, ini sangat langka dan biasanya terbatas pada orang-orang perempuan
yang tidak kariotipe 45, X. Bahkan ketika kehamilan seperti itu terjadi, ada
risiko yang lebih tinggi dari rata-rata cacat keguguran atau kelahiran,
termasuk Turner Syndrome atau Down Syndrome. Beberapa wanita dengan sindrom
Turner yang tidak mampu untuk hamil tanpa intervensi medis mungkin dapat
menggunakan IVF atau perawatan kesuburan lainnya.
Biasanya terapi
pengganti estrogen digunakan untuk memacu pertumbuhan karakteristik seksual
sekunder pada waktu awal saat pubertas seharusnya. Sementara perempuan sangat
sedikit dengan Sindrom Turner menstruasi spontan, terapi estrogen memerlukan
reguler penumpahan lapisan rahim ("pendarahan penarikan") untuk
mencegah pertumbuhan berlebih nya. Penarikan perdarahan dapat diinduksi
bulanan, seperti menstruasi, atau lebih jarang, biasanya setiap tiga bulan,
jika keinginan pasien. Terapi Estrogen tidak membuat wanita dengan ovarium
nonfunctional subur, tapi memainkan peran penting dalam membantu reproduksi,
kesehatan rahim harus dipertahankan dengan estrogen jika seorang wanita yang memenuhi
syarat dengan Sindrom Turner ingin menggunakan IVF.
Pengobatan Sindrom Turner
Sebagai kondisi
kromosom, tidak ada obat untuk sindrom Turner. Namun, banyak yang dapat
dilakukan untuk meminimalkan gejala. Sebagai contoh:
Hormon pertumbuhan,
baik sendiri atau dengan dosis rendah androgen, akan meningkatkan pertumbuhan
dan mungkin tinggi dewasa akhir. Hormon pertumbuhan disetujui oleh US Food and
Drug Administration untuk pengobatan sindrom Turner dan ditutupi oleh rencana
asuransi banyak. Ada bukti bahwa ini adalah efektif, bahkan pada balita.
Terapi pengganti
estrogen telah digunakan sejak kondisi tersebut telah diuraikan pada tahun 1938
untuk mempromosikan perkembangan karakteristik seksual sekunder. Estrogen
sangat penting untuk menjaga integritas tulang yang baik dan kesehatan
jaringan.